Pada
tahun-tahun sebelumnya Adidas hanya melakukan penjualan secara offline di
official store mereka, sejak era globalisasi Adidas mulai menjual produknya
melalui online store dan e-commerce lainnya atau melalui aplikasi yang
bisa di akses dari smartphone konsumen. Adidas mengembangkan pasar
dengan memperluas jaringan distribusi sehingga pemesanan produk secara online
dan pengiriman produk dapat lebih mudah dilakukan oleh konsumen. Akibatnya,
investasi Adidas difokuskan pada potensi tertinggi-pasar dan saluran
distribusi. Oleh karena itu, Adidas berinvestasi di pasar dengan media terbaik
untuk pertumbuhan jangka panjang dan peluang profit. Prioritas utama Adidas
sendiri ditempatkan pada pasar negara berkembang, terutama China dan Rusia, juga
membangun pangsa pasar di pasar underpenetrated seperti Amerika Serikat.
Salah
satu strategi yang dilakukan Adidas untuk saluran distribusinya adalah forward
integration. Dalam forward integration, yang dapat dilakukan oleh
Adidas adalah membuat saluran distribusi sendiri yang lebih baik. Adidas melakukan
perluasan saluran distribusi dengan pembangunan Adidas superstore sendiri di
berbagai wilayah sehingga mengurangi kemungkinan Adidas masuk dan bekerja sama
di superstore/department store gabungan dari berbagai produk. Adidas bekerja
sama dengan perusahaan pengiriman sehingga memperluas basis online shopping.
Pengiriman dapat dilakukan melalui shipping produk dari gerai Adidas terdekat
di kota luar Amerika Serikat dan Eropa langsung menuju rumah konsumen.
Langkah
ini dimulai dengan diluncurkannya aplikasi online Adidas di Amerika
Serikat, Inggris, dan Jerman beberapa waktu lalu. Selain di negara-negara
tersebut, aplikasi ini juga rencananya bakal diluncurkan di Kanada, Spanyol,
dan Prancis. Memiliki 2500 ritel dan 13 ribu waralaba secara global, Adidas
bukanlah satu-satunya merek yang mengambil langkah untuk mengurangi toko fisik
dan fokus pada penjualan online.
Demi
mencapai peningkatan target penjualan online sebesar 10-12% per tahun, Adidas
berencana meningkatkan investasi digitalnya sebesar 900 juta euro. Rencana
tersebut muncul lantaran penjualan online merek asal Jerman ini meningkat
57%. Lantaran akan fokus pada penjualan online, Adidas pun berencana
menutup sebagian besar tokonya.
"Situs
web kami adalah toko yang paling penting, ini memiliki prioritas ketika kami
mengalokasikan sumber daya kami dan membangun infrastruktur kami," ujar
Chief Executive Adidas Kasper Rorsted dilansir Financial Times.
Kasper
Rorsterd selaku CEO Adidas telah berhasil meningkatkan pendapatan perusahaannya
sebesar Rp 21,2 miliar atau naik sekitar 16% dari pendapatan tahun-tahun
sebelumnya. Dirinya juga mengungkapkan bahwa di masa depan Adidas akan memiliki
sedikit toko untuk menjaga profitabilitas secara e-commerce. Dikutip
dari marketwatch.com, sejauh ini Adidas telah menutup sekitar 200 ritelnya
di Rusia.
“Selama
bertahun-tahun Adidas memiliki banyak ritel, namun sekarang kami hanya fokus
pada website karena itulah toko terpenting kami. Investasi 900 juta euro itu
rencananya berupa logistik dan peningkatan operasi digital. Kami mempekerjakan
20 orang untuk fokus di sana,” jelas Rosterd.
Adidas
mempekerjakan 20 staf yang difokuskan untuk mengembangkan penjualan melalui
platform digital. Adidas ingin meningkatkan pendapatan e-commerce hingga dua
kali lipat yakni menjadi 4 miliar euro pada 2020. Adapun pada tahun lalu,
penjualan Adidas secara online meningkat 57 persen menjadi hampir 1,6 miliar
euro.
Rorsted
menyebut, salah satu investasi yang akan dibangun adalah logistik dan
infrastruktur untuk pemenuhan kebutuhan bagi konsumen digital. "Seluruh
logistik benar-benar berbeda, ketika anda mengirim ke rantai ritel besar, anda
mengirimkan palet sepatu, tetapi ketika anda menjual ke pelangan akhir, anda
bisa saja mengirimkan sepasang sepatu, kaus kaki dan mungin celana
olahraga," kata Rorsted.
Pada
bulan lalu, Adidas telah mengumumkan pembelian saham senilai 3 miliar euro dan
peningkatan deviden sebesar 30 persen. Adidas merupakan salah satu perusahaan
blue-chip yang memiliki kinerja terbaik di Jerman. Saham Adidas telah meningkat
21 persen pada tahun ini. Pada tahun pertama di bawah kepemimpinan Rorsted, Adidas
mencatat peningkatan pendapatan sebesar 16 persen pada 2017 menjadi 21,2 miliar
euro. Rorsted menargetkan penjualan bisa meningkat antara 10-12 persen per
tahun hingga 2020. Rorsted mengungkapkan, pemangkasan jaringan toko bertujuan
untuk meningkatkan profitabilitas karena margin di e-commerce lebih tinggi
daripada ritel tradisional.
Sumber:
Jaramaya, R. (2018, April 9). Adidas akan Meningkatkan
Investasi Digital. Retrieved from republika.co.id:
https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis-global/18/04/09/p6w7vl383-adidas-akan-meningkatkan-investasi-digital
Prianka, D. (n.d.). Strategi Bisnis Adidas. Retrieved
from scribd.com: https://www.scribd.com/doc/260504286/Strategi-Bisnis-Adidas
Targetkan Peningkatan Penjualan, Adidas Tambah Investasi
Digital. (2018, April 9). Retrieved from inibaru.id:
https://www.inibaru.id/hits/bidik-penjualan-online-meningkat-12-per-tahun-adidas-tambah-investasi-digital
Tidak ada komentar:
Posting Komentar